20 April 2011

PENDAHULUAN
Salah satu kajian bibliometrika/ informetrika adalah tentang kolaborasi pengarang dalam suatu artikel yang disebut dengan co-authorship. Dalam menanggulangi permasalahan yang semakin kompleks maka perlu diadakan kerja sama dengan didasarkan berbagai latar belakang keahlian. Melalui kerja sama penelitian permasalahan dapat dipecahkan dan sekaligus dapat menciptakan hasil penelitian yang baik. Kerja sama dalam kegiatan penelitian disebut juga kolaborasi. Dalam hal ini masing-masing memberikan sumbangan sumber daya dan usaha baik intelektual maupun fisik (Prihantono 2002). Kegiatan kolaborasi dalam penelitian menciptakan kesempatan berbagi atau transfer pengetahuan, keahlian dan tehnik tertentu dalam suatu ilmu, pembagian kerja dan pemanfaatan keahlian secara efektif, serta peningkatan produktivitas. Dalam dunia penelitian.

PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas penentuan pasangan pengarang dan analisis kekuatan kolaborasi pengarang dari kumpulan artikel dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian sejak tahun 2005 hingga 2010 . Jurnal ini dapat diakses di alamat http://pustaka.litbang.deptan.go.id/ . Berdasarkan data yang diperoleh dalam jurnal tersebut berjumlah 41 artikel. Dari 41 artikel tersebut, artikel yang ditulis oleh dua atau lebih pengarang sejak tahun 2005-2010 sebanyak 23 artikel dengan data nama kolaborasi pengarang terlampir (lampiran 1).

2.1. Penentuan Jumlah dan Tingkat Kolaborasi Pengarang
Proses pengolahan data diatas dengan menggunakan program Pajek yakni- salah satu program yang dapat menterjemahkan data matrik menjadi bentuk grafik hubungan kolaborasi satu sama lain-, dalam hal ini adalah kolaborasi antar pengarang. Proses penerjemahan didahului dengan mengolah data matriks di program notepad yang dibuat ekstensinya *net. Detail pengolahan data di program Notepad ini dapat dilihat pada lampiran 2.
Penentuan tingkat kolaborasi peneliti Badan Litbang Pertanian pada periode tahun 2005-2010. Menurut Subramanyam (1983), tingkat kolaborasi peneliti pada masing-masing disiplin ilmu berbeda. Frekuensi peneliti dalam melakukan kerjasama dengan peneliti lain menentukan tingkat kolaborasi. Pernyataan tersebut diperkuat Sulistiyo-Basuki (1990) bahwa tingkat kolaborasi bervariasi antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan riset, demografi, dan disiplin ilmu itu sendiri. Metode perhitungan yang digunakan untuk perhitungan tingkat kolaborasi antar peneliti adalah metode Subramanyam dengan rumus:


di mana:
C = tingkat kolaborasi peneliti suatu disiplin ilmu,dengan nilai berada pada interval 0 sampai dengan 1, atau [0, 1]
Nm = total hasil penelitian dari peneliti suatu disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara berkolaborasi
Ns = total hasil penelitian dari peneliti suatu disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara Individual
Keterangan:
1. Apabila nilai C = 0 maka dapat dikatakan bahwa hasilpenelitian pada bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara individual (peneliti tunggal).
2. Apabila nilai C lebih besar dari nol dan kurang dari setengah (0 < C < 0,5) maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan secara individual lebih besar dibandingkan dengan yang dilakukan secara berkolaborasi.
3. Apabila nilai C = 0,5 maka penelitian yang dilakukan secara individual sama banyaknya dengan yang dilakukan secara berkolaborasi.
4. Apabila nilai C lebih besar dari 0,5 dan kurang dari 1 (0,5 < C < 1) dapat dikatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan secara individual lebih sedikit dibandingkan yang dilakukan secara berkolaborasi.
5. Apabila nilai C = 1 maka penelitian pada bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara berkolaborasi.
Tabel 2. Tingkat Kolaborasi peneliti Badan Litbang Pertanian di Bidang Perpustakaan dan Pertanian pada periode tahun 2005-2009





Adapun hasil dari visualisasi grafik jaringan co-authorship pengarang artikel bidang perpustakaan dan pertanian dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian periode 2005-2010 adalah sebagai berikut :
GRAFIK 1. JARIINGAN CO-AUUTHORSHIP BIDANG PERPUSTAKAAN DAN PERTANIAN TAHUN 2005-2010




2.3 Analisis Pembahasan
Dari grafik di atas menunjukkan tingkat kolaborasi pengarang yang paling tinggi dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian PUSTAKA Periode 2005 hingga 2010 adalah Eko Sri Mulyani dengan derajat kolaborasi sebanyak 8 dengan topik penulisan homogen di bidang pertanian dan juga kerja sama antara bidang jasa informasi dengan pertanian. Peran sentral dalam penulisan ini disusul berikutnya oleh Surya Mansjur dengan derajat kolaborasi sebanyak 7. Topik penulisan dari hasil kolaborasi tertinggi adalah tentang penggunaan peran teknologi informasi dalam menyebarluaskan informasi berbagai hasil kajian bidang pertanian. Kolaborasi pengarang juga meliputi kolaborasi antar pengarang dari wilayah yang berbeda-beda yakni Bogor, Malang, Medan dan Lembang.
Kemudian berdasarkan metode penghitungan Subramanyam terungkap bahwa rata-rata tingkat kolaborasi pengarangan karya ilmiah di Jurnal Perpustakaan Pertanian PUSTAKA pada tahun 2005 hingga 2010 mencapai 50%. Artinya terdapat pula 50% penelitian yang dilakukan secara individu. Tingkat kolaborasi tertinggi antara bidang perpustakaan dan pertanian terjadi di tahun 2007. Korelasi kolaborasi dengan produktivitas sangat kuat, mencapai nilai 87,5%. Dari data yang diperoleh bahwa persentase keanggotaan yang berkolaborasi tertinggi dilakukan oleh 4 orang disusul oleh 3 orang dan seterusnya.
Adanya kolaborasi antara pengarang di bidang perpustakaan dan pertanian sangat berpengaruh pada tingkat perluasan penyampaian informasi tentang pertanian yang menggunakan teknologi informasi perpustakaan. Namun jika merujuk pada hasil penghitungan terjadi penurunan tingkat kolaborasi pengarang di tahun berikutnya yakni 2008 dan 2009. Oleh sebab itu penulis dalam hal ini memberikan saran agar ditingkatkan kembali kolaborasi pengarang di tahun berikutnya. Karena sesuai dengan pendapat Sulistyo-Basuki (1990) dalam Sormin (2003) yang menyatakan bahwa adakalanya suatu karya tulis ilmiah tidak dapat ditangani sendiri sehingga memerlukan bantuan orang lain untuk bersama-sama melakukannya. Disebutkan pula bahwa permasalahan yang sulit bila dikerjakan atau dipandang dari sudut bidang keahlian yang beragam akan lebih efektif dan mendapatkan hasil yang lebih baik daripada harus dikerjakan oleh satu orang. Disamping banyak keuntungan yang diperoleh pihak yang saling bekerja sama.
Semakin sering peneliti berkolaborasi maka kualitas dan kuantitas karya tulis ilmiah yang dipublikasikan akan semakin bermutu. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya dorongan atau motivasi pertukaran ide dan interaksi antara peneliti bersangkutan dengan ilmuwan lain yang mampu menambah wawasan dan perspektif baru bagi peneliti yang melakukan kolaborasi. Di samping itu, kolaborasi juga mampu mendorong kreativitas dari peneliti untuk terus berkreasi dalam penelitian dan pengarangan. (Rufaidah 2008)

KESIMPULAN
1. Peran sentral pengarang pada kolaborasi pengarang dalam Jurnal Perpustakaan Pertanian di tahun 2005 hingga 2010 diraih oleh Eko Sri Mulyani yang memiliki hubungan 8 penulisan dengan pengarang lainnya. Adanya kolaborasi antara pengarang di bidang perpustakaan dan pertanian menunjukkan adanya pengaruh positif dari teknologi informasi perpustakaan terhadappeningkatan perluasan penyampaian informasi tentang pertanian
2. Tingkat kolaborasi peneliti bidang pertanian yang menulis artikel yang dimuat pada Jurnal Perpustakaan Pertanian PUSTAKA pada tahun 2005-2006 mengalami pasang surut. Di tahun 2005 tingkat kolaborasi sebesar 30%. Kemudian di tahun 2006 meningkat menjadi 70%. Tingkat kolaborasi tertinggi terjadi di tahun 2007 dengan presentasi 87,5%. Namun di tahun 2008 tingkat kolaborasi pengarang menurun menjadi 40% dan menjadi 25% di tahun 2009. Merujuk pada keuntungan dan manfaat kolaborasi pengarang daam penelitian maka dalam hal ini penulis menyarankan agar dapat terjadi peningkatan kolaborasi di tahun-tahun berikutnya.



DAFTAR PUSTAKA
Prihantono. “Graf Komunikasi. Kumpulan kursus bibliometrika.” Jakarta: Universitas Indonesia, 2002.

PUSTAKA. 2000. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/tentangPustaka.php?aboutID=1 (diakses Januari Minggu, 2011).

Sormin, Remi. “KAJIAN KORELASI ANTARA KOLABORASI PENELITI DAN PRODUKTIVITAS PENELITI LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN.” Jurnal Perpustakaan Pertanian, 2009: 1.

Pustaka. Aplikasi Teori;KOLABORASI,GRAF KOMUNIKASI,DAN PRODUKTIVITAS PENELITI DALAM PENGARANGAN KARYA ILMIAH. August 2010.

http://pustaka1987.wordpress.com/2010/08/25/aplikasi-teorikolaborasigraf-komunikasidan-produktivitas-peneliti-dalam-pengarangan-karya-ilmiah/ (diakses February Thursday, 2011).

Subramanyam, K. “ Bibliometrics studies of research collaboration: A review.” Journal of Information Science , 1983: 6(1): 34.

Rufaidah, Vivit Wardah. “KOLABORASI DAN GRAF KOMUNIKASI ARTIKEL ILMIAH PENELITI BIDANG PERTANIAN:.” Jurnal Perpustakaan Pertanian, 2008.